Kelainan Genetik Kebotakan
Kebotakan (alopesia) adalah hilangnya sebagian atau seluruh rambut. Sejalan dengan pertambahan usia, pada pria dan wanita akan terjadi penurunan kepadatan rambut. Pria memiliki pola kebotakan khusus yang berhubungan dengan hormon testosteron. Jika seorang pria tidak menghasilkan testosteron (akibat kelainan genetik atau dikebiri), maka dia tidak akan memiliki pola kebotakan tersebut. Wanita juga memiliki pola kebotakan yang khusus. Alopesia paling sering terjadi pada kulit kepala, biasanya terjadi secara bertahap dan bisa seluruh kulit kepala kehilangan rambutnya (alopesia totalis) atau hanya berupa bercak-bercak di kulit kepala. Sekitar 25 persen pria mulai mengalami kebotakan pada usia 30 tahun dan sekitar dua pertiga pria menjadi botak pada usia 60 tahun.
Rata-rata kulit kepala mengandung 100.000 helai rambut dan setiap harinya, rata-rata sebanyak 100 helai rambut hilang dari kepala. Setiap helai rambut berumur 4,5 tahun, dengan pertumbuhan sekitar 1 cm/bulan. Biasanya pada tahun ke 5 rambut akan rontok dan dalam waktu 6 bulan akan diganti oleh rambut yang baru. Hasil analisa DNA dari 5000 sukarelawan termasuk pria dengan kebotakan dini maupun tidak berhasil menemukan dua rantai genetik yang berkaitan dengan kebotakan dini. Satu dari tujuh pria memiliki kedua variasi gen seperti yang dilaporkan Nature Genetics. Para peneliti mengatakan, keberhasilan memprediksi proses kebotakan akan mendorong pengembangan cara pencegahan terjadnya kebotakan. Satu dari gen resoptor androgen berkaitan dengan penyebab kebotakan dini pada pria terletak pada kromosom 20 yang terdapat dalam gen.
Kebotakan dini pada pria atau dikenal dengan androgenic alopecia, diyakini akan diwariskan pada keturunan penderita. Para peneliti mengatakan, perlu kerja keras lebih jauhuntuk mengetahui pengaruh gen terhadap resiko kebotakan. Hal yang sama juga ditemukan peneliti lain di Inggris, Islandia dan Belanda terhadap sekelompok masyarakat yang mengalami kebotakan dini, dan yang mengejutkan dialami sejumlah wanita. Studi kedua yang dipublikasikan Nature Genetics menemukan keterkaitan antara kebotakan dan kromoson 20.
Peneliti asal Jerman mengatakan gen pria yang menderita kebotakan terdapat kromosom X yang diwariskan dari ibu penderita. Menurut mereka, berbeda dengan kromosom x, kromosom 20 diwariskan dari ayah dan ibu penderita, dan mungkin menjadi alas an mengapa kebotakan secara bersamaan terjadi pada ayah dan anak. Peneliti asal Kings Collage London, Dr Tim Spector mengatakan, pihaknya menemukan sekitar 14% pria mewariskan kedua variasi gen tersebut. Perkembangan penemuan sungguh menganggumkan meskipun masih terjadi perdebatan apakah kaum pria diuntungkan dengan sejumlah penemuan mengenai masalah kebotakan. Dia menambahkanan, "Lebih mudah mencegah ketimbang menumbuhkan rambut mereka. Karena masalah kebotakan pada pria lebih disebabkan karena masalah keturunan dan dapat dimengerti bahwa seharusnya segera ditemukan upaya pencegahannya," ujarnya.
Kebotakan (Alopesia) telah dikenal sejak 20 abad yang lalu, namun sampai saat ini penyebabnya yang pasti belum dikethui meskipun ada dugaan merupakan respon auto imun. Berbagai factor yang dianggap berasosiasi dengan penyakit ini adalah :
- Genetika
- Penuaan
- Fator hormonal
- Demam
- Keadaan kulit local
- Penyakit sistemik
- Obat-obat tertentuh
- Pemakaian shampoo dan pengering rambut yang berlebihan.
- Stres emosional atau stres fisik
- Perilaku cemas
- Luka bakar
- Terapi penyinaran
- Tinea kapitis
- Trikotilomania
- Akibat infeksi jamur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar